Selasa, 09 Juni 2015

Perkembangan Perbankan dan Pasar Modal Islam di Negara Malaysia Bagian 2

         Oleh: Yurda Indari, S.E.I

 Perkembangan Sistem Ekonomi Islam di Malaysia
Halide yang juga ikut dalam pembentukan lahirnya Islamic Developement Bank menyampaikan dalam acara seminar internasional di Universitas Muslim Indonesia Makassar bahwa: konsep filosofi ekonomi berasal dari konsepsi Islam. Menurutnya konsep ekonomi Islam harus berdasar pada prinsip kemakmuran manusia untuk pengabdian kepada Allah SWT. Dikatakannya kata ekonomi tidak ada dalam Al-Qur’an tetapi yang ada adalah Iqtishad. Selain itu, Ekonomi Islam tidak hanya berkaitan dengan Bank, tetapi terkait dengan berbagai hal seperti asuransi, pasar modal, multi finance, dan masih banyak lagi.[1]

Senin, 08 Juni 2015

Rencana Pemerintah Melakukan Marger Bank Syariah BUMN

Oleh: Yurda Indari, S.E.I

A.  Pendahuluan
Setelah rencana penyatuan (merger) bank-bank Badan Usaha Milik Negara, kini muncul wacana merger bank syariah BUMN. Mengenai hal tersebut, Direktur Bank Syariah Mandiri Agus Dwi Handaya mengatakan baginya setidaknya terdapat empat hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan merger. Pertama merger merupakan domain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) selaku pemegang saham dan pemerintah. Pihaknya mengaku akan mendukung penuh apapun kebijakan yang akan diambil oleh Bank Mandiri dan pemerintah. Kedua, manajemen BSM saat ini fokus penguatan fundamental. Kalau fundamental diperbaiki dan kuat, apapun corporate action lebih mudah".

Minggu, 31 Mei 2015

Perkembangan Perbankan dan Pasar Modal Islam di Negara Malaysia Bagian 1

Oleh: Yurda Indari, S.E.I
A.    Pendahuluan
Sejak usainya perang dingin pada dekade 1990-an, tata ekonomi dunia mulai berubah dari semula ada dua kubu ekonomi, yaitu ekonomi komunis dan ekonomi kapitalis, kemudian sebagian besar negara menganut sistem ekonomi pasar dan hanya beberapa negara yang masih menganut sistem ekonomi komunis, antara lain Korea Utara dan Kuba. Karakteristik utama dari negara yang menganut sistem ekonomi pasar tercermin dari adanya Bursa Efek dan kegiatan ekonomi yang dimiliki serta digerakkan oleh pihak swasta.[1]

Senin, 30 Maret 2015

Mekanisme Pasar Islami dan Pasar Persaingan Sempurna Sebagai Pasar Islam yang Ideal Bagian 2

Oleh: Yurda Indari
A.    Mekanisme Pasar Dalam Islam
Ajaran Islam sangat menghargai pasar sebagai tempat perniagaan yang halal (sah/legal) toyyib (baik), sehingga secara umum merupakan mekanisme perniagaan yang paling ideal. Penghargaan yang tinggi ini tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga telah dibuktikan dalam sejarah yang panjang kehidupan ekonomi masyarakat muslim klasik. Rasulullah s.a.w sendiri adalah seorang pelaku pasar yang aktif, demikian pula kebanyakan sahabat dan Khulafaurrasyidin. Pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin, peranan pasar dalam menentukan harga sangat menonjol. Intervensi pemerintah dalam pasar hanya dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu, tetapi sangat jarang dilakukan[1].

Rabu, 18 Februari 2015

Mekanisme Pasar Islami dan Pasar Persaingan Sempurna Sebagai Pasar Islam yang Ideal Bagian 1

Oleh: Yurda Indari

            A.    Pendahuluan
Pasar, negara, individu  dan masyarakat selalu menjadi pembahasan hangat  dalam ilmu ekonomi.  Menurut ekonomi kapitalis (klasik), pasar memainkan peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Ekonomi kapitalis menghendaki pasar bebas untuk menyelesaikan  permasalahan ekonomi, mulai dari produksi, konsumsi sampai distribusi[1].

Distribusi Pendapatan Dalam Islam Dan Dampak Dari Distribusi Pendapatan Bagian 2

Oleh: Yurda Indari
D.  Efisiensi dan Keadilan Alokasi Pendapatan
Efisiensi alokasi hanya menjelaskan bahwa bila semua sumber daya yang ada habis teralokasi, maka alokasi yang efisien tercapai. Tetapi tidak mengatakan apa pun perihal apakah alokasi tersebut adil. Para ekonom konvensional yang dikutip oleh berbeda pendapat tentang distribusi yang adil[1]:

Rabu, 28 Januari 2015

Memahami Konsep dan Objek Filsafat Islam Upaya Untuk Membangkitkan Kembali Tradisi Keilmuwan dan Peradaban Islam

Oleh: Yurda Indari 
A.  Pendahuluan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peradaban Islam dikhususkan dalam pembahasan tertentu. Franz Dahler dan Eka Budianta dalam Jalaluddin mengungkapkan zaman keemasan Islam sebagai puncak kedua dalam pengunaan kesadaran rasional yang dicapai oleh kebudayaan Islam Abad Pertengahan[1].